BAB 1
PENDAHULUAN
Masuknya filsafat berkembang di
pesisir samudra Mediterania bagian timur pada abad 6 M yang ditandai dengan
pertanyaan-pertanyaan untuk menjawab persoalan seputar alam, manusia dan Tuhan.
Dari Mediterania bergerak menuju Athena, yang menjadi tanah air filsafat.
Ketika Iskandariah didirikan oleh Iskandar Agung, filsafat mulai merambah dunia
timur, dan berpuncak pada 529 M.
Ketika filsafat bersentuhan dengan
Islam, maka yang terjadi bahwa filsafat terinspirasi oleh pokok-pokok yang
bermuara pada sumber-sumber hukum Islam. Filsafat Islam merupakan filsafat yang
seluruh filosofnya adalah muslim. Para filosofnya hidup dan bernafas dalam
realita Al-Quran dan As-Sunah.
Ada sejumlah perbedaan besar antara
filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semua filosof muslim menggali
kembali karya-karya filsafat Yunani, namun kemudian mereka menyesuaikannya
dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam
filsafat lain masih “mencari Tuhan”, dalam filsafat Islam justru Tuhan “sudah
ditemukan”.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Filsafat Islam
Dari segi bahasa, Filsafat berasal dari bahasa
Yunani yaitu gabungan dari kata Philo yang artinya cinta, dan Sofia yang
artinya kebijaksanaan, atau pengetahuan yang mendalam. Jadi dilihat dari akar
katanya, filsafat berarti ingin tahu dengan mendalam atau cinta terhadap
kebijaksanaan.
Adapun makna filsafat menurut terminologi
adalah berfikir secara sistematis, radikal dan universal, untuk mengetahui
hakekat segala sersuatu yang ada, seperti hakekat alam, hakekat manusia,
hakekat masyarakat, hakekat ilmu, hakekat pendidikan dan seterusnya. Dengan
demikian maka muncullah apa yang disebut filsafat alam, filsafat manusia,
filsafat ilmu dan sebagainya.
dalam pada itu perlu juga dijelaskan tentang
ciri-ciri berfikir yang filosofis. Yaitu harus bersifat sistematis, maksudnya
fikiran tersebut harus lurus, tidak melompat-lompat sehingga kesimpulan yang
dihasilkan oleh pemikiran tersebut benar-benar dapat dimengerti. Kedua harus
bersifat radikal, maksudnya harus sampai ke akar-akarnya sehingga tidak ada
lagi yang tersisa untuk dipikirkan. Ketiga harus bersifat universal yaitu
menyelurug, melihat hakekat sesuatu dari hubungannya dengan yang lain dan tidak
dibatasi untuk kurun waktu tertentu.
Adapun pengertian Islam dari segi bahasa adalah
selamat sentausa, berserah diri, patuh, tunduk dan taat. seseorang yang
bersikap demikian disebut Muslim, yaitu orang yang telah menyatakan dirinya
taat, menyerahkan diri, patuh dan tunduk kepada Alloh Swt.
Islam menurut terminologi adalah Agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan oleh Alloh kepada manusia melalui nabi Muhammad
sebagai Rasul Allah.
dari pengertian-pengertian di atas dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa Filsafat Islam adalah berfikir secara
sistematis, radikal dan universal tentang hekekat segala sesuatu berdasarkan
ajaran Islam. Singkatnya filsafat Islam itu adalah Filsafat yang berorientasi
kepada Al Qur’an, mencari jawaban mengenai masalah-masalah asasi berdasarkan
wahyu Allah.
Jadi ciri utama filsafat Islam adalah berfikir
tentang segala sesuatu, dapat berfikir teratur, tidak cepat puas dalam penemuan
sesuatu,selalu bertanya dan saling menghargai pendapt orang lain.
Filsafat adalah induknya segala ilmu, sebagai
induk segala ilmu, maka filsafat mempengaruhi ilmu-ilmu lainnya, seperti ilmu
fiqih, ilmu kalam, tafsir dan sebagainya. Berbicara mengenai hukum fiqih, maka
fiqih sendiri bengandung arti mengerti dan memahami. Untuk memahami diperlukan
pikiran dan penggunaan akal. Selain itu fiqih juga memakai ijtihad yang pada
intinya adalah pemakaian akal untuk dalil-dalil yang bersifat dzonniy dan
terhadap kasus-kasus hukum yang tidak jelas atau sama sekali tidak ada dasarnya
baik dalam Al Qur’an maupun Al Hadits.
Demikian juga untuk menafsirkan Al Qur’an,
menjelaskan hubungan manusia dengan Alloh dalam ilmu Tasawwuf, menjelaskan
kandungan hadits, banyak sekali digunakan pemikiran. Dengan demikian filsafat
sangat besar pengaruhnya terhadap ilmu pengetahuan.
2. Sejarah Tumbuhnya Filsafat Islam
Jalan filsafat Islam dibentangkan
oleh 2 lingkungan yang hidup sejaman yang sama-sama meletakkan sendi-sendi kajian rasional
Islam. Pertama adalah lingkungan
kaum penerjemah yang memasok dunia Islam dengan buah pemikiran klasik, baik timur maupun barat. Kedua,
lingukngan sekte-sekte teologi Islam.
Bahasa Arab memang memanfaatkan
ajaran filsafat timur dan barat sebagai penaklukan-penaklukan Islam. Mereka mempelajari
teks-teks tertulis dan diterjemahkan
ke dalam bahasa Arab. Pada tahun-tahun terakhir abad pertama hijriah, tampillah sebagian penerjemah
dari bahasa asing. Gerakan ini berjalan 3 abad dan dilaksanakan oleh para penerjemah spesialis
yang menguasai bahasa Arab. Mereka ada yang berspesialisais pada aspek-aspek
tertentu dari peradaban, seperti kedokteran, filsafat-filsafat.
Gerakan penerjemah Islam mengarah sedemikian rupa kepada hikmah dan
filsafat, sehingga berhubungan dengan kebudayaan Hindu-Persia dan menerjemahkan
dari literatur-literatur Brahmanisme, Samaniah, dsb. Ia memberikan perhatian khusus
kepada filsafat Yunani, sehingga mengenal pendahulu Socrates dan tokoh-tokoh
aliran Alexandria. Pemkiran Platinus, walaupun pendapat orang lain, mendapat
porsi yang baik dikalangan umat muslim. Tidak diragukan lagi bahwa Platonisme
lebih dekat kepada pemikiran Islam, karena mengandung unsur perpaduan antara
filsafat dan agama.
Para penerjemah juga menulis langsung. Sebagian ada yang difokuskan
pada kedokteran, kimia, falak/filsafat, yang tidak kalah pelak lagi merupakan langkah
awal bagi tulisan ilmiah dan filsafat Islam. Para penerjemah itu mengadakan
kontak dengan para pemikir yang ada disekitarnya.
Kelompok-kelompok aliran kalamiah, pada tahun terakhir abad pertama
hijriah, mengangkat ke permukaaan problematika-problematika filsafat, seperti masalah
determinisme. Dan pada abad kedua hijriah lahir problem akidah Islam.
3. Ciri Khas
Filsafat Islam
1. Sebagai
filsafat religius-spritual
Dikatakan filsafat religius, karena filsafat Islam tumbuh dijantung
Islam, tokoh-tokohnya dididik dengan ajaran Islam dan hidup dalam suasana
Islam. Filsafat Islam merupakan perpanjangan dari pembahasampembahasan keagamaan
dan teologi yang ada sebelumnya.
Topik-topik filsafat Islam itu bersifat religius, seperti
meng-Esakan Tuhan. Karena Ia adalah pencipta, maka Ia mencipta dan bukan
sesuatu, mengatur dan menatanya3. Ia menciptakan dengan semata-mata anugerah- Nya.
Ia jaga dengan perhatian-Nya dan Ia tundukan dengan kepada hukum-hukum permanen
dan kokoh. Dengan cara religius dan spiritual ini, filsafat Islam bisa
mendekati filsafat skolastik, bahkan sejalan dengan filsafat kontemporer.
2. Filsafat
Rasional
Walaupun bersifat religius-spiritual, tetapi filsafat Islam juga
amat bertumpu pada akal dalam menafsirkan problematika ketuhanan, manusia dan
alam. Akal manusia merupakan salah satu potensi jiwa. Ia ada 2 macam. Pertama,
praktis bertugas mengendalikan badan dan mengatur tingkah laku. Kedua, teoritis
khusus berkenaan dengan persepsi dan epistemology. Karena akal praktis inilah
yang menerima persepsi-persepsi inderawi dan meringkas pengertian universal
dengan bantuan akal aktif. Dengan akal, kita menganalisa dan membuktikan.
Dengan akal, kita menyingkap realita-realita ilmiah. Karena akal merupakan
salah satu pintu pengetahuan.
Para filosof Islam sejalan dengan Mutazilah yang mendahului mereka
dalam mengagungkan akal dan tunduk kepada hukumnya. Mereka bertumpu pada akal
dalam banyak hal. Untuk itu, mereka sepakat bahwa dengan akalnya manusia mampu
membedakan baik dan buruk, bahkan mampu membedakan baik dan buruk sebelum ada
ketentuan agama. Mereka mengemukakan teori bahwa Allah harus melakukan yang
baik dan yang terbaik, sehingga perbuatan Allah tidak terlepas dari kriteria
baik.
3. Filsafat
Sinkretis
Filsafat Islam memadukan antar sesama filosof. Akan tetapi, mereka
konsentrasi khusus mempelajari Plato dan Aristoteles. Mereka menerjemahkan
hampir semua buku standar Aristoteles. Aritoteles dan Plato amat mempengaruhi
banyak aliran Islam. Tidak pelak lagi,
Aristoteles dan Plato adalah pemimpin filsafat, yang meletakkan
prinsiprinsipnya, membicarakannya secara detail, mencapai tujuan dengan prinsip-prinsip
itu. Namun, tidak mungkin kita mengharapkan kesuksesan
perpaduan yang landasannya salah.
Akan tetapi, hal ini merupakan titik awal yang melandasi para filosof
selanjutnya. Jika perpaduan Plato dan Aristoteles sebagai salah satu asas yang melandasi
filsafat Islam, maka prinsip yang kedua adalah memadukan filsafat dengan agama.
Selain berciri religius, filsafat Islam juga memasukan teks agama dengan akal.
Dalam filsafat, ada aspek yang tidak
sesuai dengan agama. Itu sebabnya mengapa para filosof Islam sibuk memberi ciri
agama kepadafilsafat. Perpaduan yang diusahakan para filosof Islam merupakan
salah satu rajutan jembatan yang mendekatkan filsafat Arab dengan filsafat
latin.
4. Tokoh-Tokoh Filsafat Islam
Beberapa tokoh filsafat Islam antar lain :
1. Al-Kindi
Al-Kindi merupakan filosof kenamaan
pertama. Beliau bukan hanya seorang filosof, tetapi juga ilmuwan pada jamannya.
Mengenai filsafat, Al-Kindi berpendapat bahwa antara agama dan filsafat tidak
ada pertentangan. Ilmu tauhid adalah cabang termulia dari filsafat. Filsafat membahas
kebenaran/hakekat. Dan hakekat pertama itu adalah Tuhan. Al- Kindi mengulas teori
keadilan Tuhan dan berpendapat bahwa semua perbuatan Allah itu tidak mengandung
unsur zalim. Al-Kindi juga membicarakan soal jiwa dan akal. Jiwa manusia
mempunyai 3 daya. Daya bernafsu yang terpusat di perut, daya berani yang
berpusat di dada, dan daya berpikir yang berpusat di kepala. Daya berpikir
inilah yang disebut akal. Dalam pemikiran filosofisnya, Al-Kindi banyak
dipengaruhi oleh Aristoteles, Plato dan Neo-Platonisme.
Sebagian besar karya beliau
(berjumlah sekitar 270 buah) lenyap.Ibnu al nadim berdasarkan tulisan alqifti
mengelompokkan tulisan-tulisan Al-Kindi menjadi 17 kelompok,yaitu:
·
Filsafat,seperti
kitab al kindi ilal mu’tasyim billah fil falsafah al ula,kitab al harts ala ta’allum
al falsafah,kitab fi ibarat al jawami al fikriyah,dan lain sebagainya.
·
Logika,seperti
ikhtisar kitab isaghuji li farfuris,risalah fi’amal alah mukhrijat al
jawami,risalah fil ashwat al khomsah,dan lain sebagainya.
·
Ilmu
hitung,seperti risalah fil kamiyat al mudhofah,risalah fi ta’lif al
a’dad,risalah fil madkhal ilal aritmatiqhi,dan lain sebagainya.
·
Sferika,seperti
risalah fil kuriyat,rialah fi amalia samiti ala kuroh,risalah fi tashihil
kurah,dan lain sebagainya.
·
Music,risalah
al kubra fit ta’lif,risalah fil madkhal ila shina’atil musiqi,dan lain
sebagainya.
·
Astronomi,seperti
risalah mathrah al syu’aa,risalah fil fashlayn,dan lain sebagainya.
·
Geometri,sepeerti
risalah fi ikhtilaf manazhir al mir’at,risalah fi aghradh kitab uglidis,dan
lain sebagainya.
·
Sfera-sfera
langit,seperti risalah fi zhahiriyah al falak,risalah fil alan al aqsha,dan
lain sebagainya.
·
Ilmu
pengobatan,seperti risalah fil ghidza wad dawa’al muhlik,risalh fi aqsam al
humayyat,dan lain sebagainya.
·
Astrologi,seperti
risalah fi madkhal ahkam,risalah fil qada’ alal kusuf,dan lain sebagainya.
·
Psikologi,seperti
risalah fi mahiyat al nawm war ru’ya,kalm lil kindi fin nafs,mukhtasyar
wajiz,dan lain sebagainya.
·
Tulisan-tulisan
polemix,seperti risalah fir radd alats tsanawiyah,risalah fi jawahir alajsm,dan
lain sebagainya.
·
Politik,seperti
risalah fi tashil subul al fadhail,risalah fi alfazh sughath,dan lain
sebagainya.
·
Meteorology,seperti
risalah fi illat ikhtilaf anwa’us sanah,risalah fi ma’iyat az zaman wal hin wad
dhar,dna lain sebagainya. Kebesaran(magnitude),seperti risalatuhul kubra fir
rub’il maskun,risalah fi akbar an ad ajram,dan lain sebagainya.
·
Ramalan,seperti
risalah fin nahl,risalah fi na’til hijarah,dan lain sebagainya.
2. Al-Farabi
Al-Farabi memfokuskan diri pada
kebahagiaan, yang menurutnya tujuan tertinggi yang didambakan manusia yang bisa
diraih hanya dengan perbuatan terpuji melalui kehendak dan pemahaman yang
diniati. Dari aspek psikologis, Al-Farabi berkonsentrasi untuk menjalankan ‘amal
iradi. Untuk itu, beliau membedakan iradah dari ikhtiar. Beliau berpendapat
bahwa iradah (kehendak) dilahirkan oleh rasa rindu dan keinginan yang
dibangkitkan oleh rasa dan imajinasi. Sedangkan ikhtiar semata-mata dilahirkan oleh
pemikiran dan analisa.
Al-Farabi menjelaskan bahwa manusia
bisa berbuat baik jika ia berkehendak. Karena ia bebas untuk mewujudkan apa
yang ia kehendaki dan perbuat. Namun kebebasan ini tunduk kepada hukum-hukum
alam, masing-masing diberi fasilitas sesuai dengan kejadiannya, dan setiap yang
ada ini terjadi atas qada dan qadarnya. Karangan-karangan beliau yaitu:
• Agradhu ma ba’da at tabi’ah
• Al jam’u baina ra’jai al hakimain
• Tahsil as sa’adah
• ‘ujun ul masa’il,dan lain
sebagainya.
3. Ibnu Sina
Ibnu Sina terkenal dengan 2 bukunya,
yaitu Al-Qanun Fi AL-Tibb dan Al-Syifa. Al-Qanun, suatu ensiklopedia tentang
ilmu kedokteran. Al- Syifa merupakan ensiklopedia tentang filsafat Aristoteles
dan ilmu pengetahuan.Ibnu Sina mengulang pernyataan Al-farabi, “berbuatlah
karena masing-masing diberi kebebasan sesuai dengan kodratnya”.
4. Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd banyak memusatkan perhatiannya pada filsafat Aristoteles
dan menulis ringkasan-ringkasan dan tafsiran yang mencakup sebagian besar
karangan filosof Yunani tersebut. Dalam bidang filsafat, Tahafut Al-Tahafut,
beliau tulis sebagai jawaban atas buku Al-Ghazali, Tahafut Al-Falasiyah.
Buku-buku Ibnu Rusyd mengenai filsafat Aristoteles banyak diterjemahkan
ke dalam bahasa latin dan berpengaruh bagi ahli pikir Eropa. Kemudian di Eropa
trdapat aliran Averroism. Menurut aliran ini, filsafat mengandung kebenaran,
sedangkan agama dan wahyu membawa hal-hal yang tidak benar. Pendapat ini
mungkin bersumber dari Ibnu
Rusyd. Kekeliruan ini timbul dari kesalahpahaman penulis barat
tentang tafsiran Ibnu Rusyd terhadap filsafat Aristoteles.
5. Pengaruh
Filsafat Islam
Hingga kini dapat diketahui bahwa filsafat Kristen tepengaruh oleh
filsafat Islam. Ini berakar pada tahun-tahun terakhir abad 12, disaat orang
latin mulai kontak dengan Arab melalui utusan-utusan mereka ke Sisilia dan
Andalusia. Pengaruh ini tampak jelas dan kuat pada abad 13 dan merambat hingga
jaman Renaissance.
BAB
3
PENUTUP
Filsafat Islam muncul bersamaan dengan filosof pertama, yaitu
Al-Kindi, pada pertengahan abad 9 M. Setelah berlangsung gerakan penterjemah
buku ilmu dan filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab lebih dari setengan abad di
Baghdad. Para filosof tertarik dengan filsafat Islam karena berfilsafat
merupakan tuntutan agama dalam rangka mencari kebenaran dan mengamalkan
kebenaran itu. Yang mereka gunakan sebagai saringan (filter) adalah Al-Quran
dan As-Sunah.
Filsafat Islam membicarakan masalah besar filsafat, seperti teori
mengenal kebahagiaan dan keutamaan, hubungan manusia dan Tuhan dan sebaliknya.
Selain itu, filsafat Islam juga mencakup kedokteran, hukum dan ekonomi. Juga memasuki
ilmu-ilmu keislaman, seperti ilmu fikih.
Filsafat Islam mencapai puncaknya di zaman Al-Farabi dan Ibnu Sina.
Setelah ada pertentangan di antara para ulama mengenai kefilsafatan Ibnu Rusyd,
perhatian orang terhadap filsafat menjadi berkurang. Dan perhatian itu baru bangkit
dan berkembang kembali pada satu abad terakhir ini (abad 20).
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Madkour, Dr. Ibrahim. 1995. Aliran dan Teori Filsafat Islam.
Jakarta : Bumi Aksara.
2.
Nasution, Prof. Dr. Harun. 1992. Filsafat dan Mistisisme Dalam
Islam. Jakarta : Bulan Bintang.
3.
Qadir, C. A. 1989. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
4.
Nata, Dr. H. Abuddin. 2001. Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
No comments:
Post a Comment