Sinopsis Novel Maryamah Karpov Karya Andrea Hirata
Maryamah
Karpov adalah novel tetralogi karya Andrea Hirata, Novel terakhir setelah Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor.
Ikal adalah tokoh utama dalam novel ini. Dia adalah anak dari seorang kuli
cedok pasir yang tidak bisa naik pangkat karena tidak mempunyai ijazah. Dari
situ Ikal mempunyai tekad untuk sekolah setinggi-tingginya sampai ke Negara
manapun asal bisa mendapatkan ijazah
supaya kehidupannya tidak seperti ayahnya. Dia berasal dari keluarga yang
sangat sederhana, tetapi walaupun hidup sederhana tetapi selalu dimaknai dengan
keikhlasan dan kebersamaan. Dia juga sangat bersyukur mempunyai seorang ayah
yang sangat sabar dan mempunyai jiwa besar mampu menerima cobaan hidup dengan
hati yang ikhlas.
Keteguhan
hati dan keberanian Ikal telah membawa dia menjalani kehidupan yang sangat
menyenangkan, berbagai peristiwa telah ia lalui di belahan dunia. Sampai
akhirnya mimpinya terwujud, dia menempuh studi master of science di Prancis dan London. Ikal juga mempunyai
sahabat yang sangat baik yaitu Arai mereka bersahabat dari kecil. Ikal juga
mencintai perempuan bernama A Ling, perempuan yang ia cintai dari sekolah dasar
dan akhirnya tidak bisa menikahinya karena sang ayah tidak menyetujuinya.
BAB I
ANALISIS KRITIK SASTRA FEMINIS DALAM
NOVEL MARYAMAH KARPOV KARYA ANDREA
HIRATA
1. Identifikasi
Tema
Novel
ini menceritakan tentang kisah seorang anak bernama Ikal yang di dalam
kehidupannya harus dihadapkan dengan satu masalah, yaitu keluarga. Ayahnya
seorang yang bekerja sebagai kuli tukang cedok pasir, ayahnya tidak bisa naik
pangkat karena tidak mempunyai ijazah. Dari situ Ikal bertekat akan sekolah
setinggi-tingginya dan akan sekolah ke negeri manapun, apapun rintangannya akan
dilalui semuannya ia lakukan demi sanga
ayah tercinta.
Berdasarkan
uraian diatas dapat diketahui tema yang terdapat pada kutipan berikut ini.
Malamnya, mandor Djuasin dating ke rumah
untuk minta maaf bahwa telah terjadi
kekeliruan administrasi. Karena begitu banyak kuli yang harus diurus, belum termasuk
begitu banya said sebagai nama belakang orang melayu. Sekaligus Mandor
mengabarkan peraturan Meskapai yang menyebut bahwa kuli yang tak berijazah
memang takkan pernah naik pangkat (Andrea : 11).
Kutipan
diatas menunjukan tema yang terkandung pada novel ini adalah Pendidikan. Sebab
kisah Ikal dengan dunia pendidikan mewarnai kehidupannya.
Seperti
dapat diketahui berdasarkan kutipan dibawah ini :
Dan detik itu
Aku berjanji pada diriku sendiri, untuk menempatkan setiap kata ayahku di atas
nampan pualam, dan aku bersumpah akan sekolah setinggi-tingginya, kenegeri mana
pun, dan rintangan apapun akan aku jalani dan aku taklukan demi sang ayah,
bagiku ayah adalah sumber kehidupan buat aku (Andrea : 12).
2. Identifikasi
Tokoh
Tokoh
dalam novel ini adalah Ikal, Ayah Ikal, Ibu Ikal, Bang Zaitun, Mahar, Lintang,
Samson, Zakiyah, Lao Mi,Mak Cik Maryamah Karpov, Dan Nurmi .
Tokoh
utama dapat diketahui dari dengan sering munculnya dia dan hubunganya dengan
tokoh-tokoh yang lain. Dalam menentukan tokoh utama dalam novel tersebut dapat
dilihat dari uraian berikut.
Ikal
merupakan salah satu tokoh yang paling sering muncul dalam setiap kejadian,
dapat dilihat pada awal sampai akhir cerita, tokoh tersebut yang paling sering
disebut oleh pengarang dalam setiap momen.
Perhatikan
kutipan berikut.
Aku pun mandi lebih pagi, lalu dinaikkan
Ayah ke atas boncengan sepeda. Diikatnya kakiku dengan saputangan biar tak
celaka kena jari-jari ban. Ayah akan naik pangkat, sungguh istimewa. Ayah akan
mengambil amplop rapel gajinya! Lalu pulangnya kami akan singgah di Pasar
Jenggo (Andrea : 8).
Berdasarkan
kutipan diatas dapat diketahui bahwa Ikal adalah anak lelaki yang sangat dekat
dengan sang Ayah.
Ayah tiba-tiba berdiri menegakkan
tubuhnya, kemudian ia berjalan menemui kawan-kawannya yang telah naik pangkat
Ayah menyalami mereka dengan perasaan yang sangat hancur, begitu besar jiwa
yang dimiliki Ayah (Andrea : 11).
Berdasarkan
kutipan diatas Ayah adalah seorang kuli sendok pasir yang tidak bisa naik
pangkat seperti teman-temannya yang lain karena tidak mempunyai ijazah, tapi
sang Ayah tetap tegar menghadapi semua ini.
Perhatikan
kutipan dibawah ini :
Intinya tekanan, Kawan! Tekanan adalah
keniscayaan semesta, dasar keseimbangan galaksi-galaksi. Kita tegak berdiri
akibat tekanan dari keseluruhan sisitem kosmos. Bumi berputar, air mengalir,
angin bertiup, burung-burung terbang semunya disebabkan karena tekanan. Tanpa
tekanan semuanya tidak akan terjadi dan akan musnah tidak ada kehidupan. Disana
juga twersimpan rahasia yang sangat menakjuban, mengapa kita ada?(Andrea :330).
Lintang
adalah lelaki yang sangat jenius dari Sekolah Dasar dulu, pemikiran-pemikiran
dia selalu membuat orang terkagum-kagum dan selalu membuat orang tidak sanggup
menghadapinya hanya mampu mengucap Subhanallah.
3. Penokohan
Penokohan
dalam novel ini dilukiskan secara dramatik. Artinya di lukiiskan melalui jalan
pikiran, perasaan, dan tindakan para tokohnya. Tokoh utama dalam novel ini
adalah Ikal. Ikal dilukiskan tokoh yang kuat, sabar, mempunyai kemampuan yang
kuat, pantang menyerah dan keras kepala.
Air mataku mengalir deras saat mendengar
Ayah mengatakan itu, karena di balik semua itu aku tahu makna ketulusan Ayah.
Sungguh mulia hati yang dimiliki Ayah. Dan mendengar Ayah berkata itu Aku
berjanji pada diriku sendiri bahwa Aku akan sekolah setinggi-tingginya dan akan
menuntut ilmu kenegara manapun, aku tidak peduli dengan rintangan yang akan aku
hadapi nanti. Aku akan menjalani itu semua demi sang Ayah sebagai sumber
kehidupanku (Andrea : 12).
Ayah
dilukiskan sebagi tokoh yang penyabar, lapang dada, ikhlas, pekerja keras, dan
pendiam.
Ayah masih saja sebagai orang yang
sangat pendiam. Sering aku bertanya pada diriku sendiri kenapa Ayah menjadi
sangat pendiam sekarang ini? Apakah dia sedang menjalani sebuah ujian yang amat
sulit. Apakah ada hal buruk yang pernah menimpa beliau dan itu sangat berat
diterima ataukah dia sedang merasa bersalah terhadap aku dan ibu karena tidak
bisa naik pangkat, tidak bisa membahagiakan kita (Andrea : 90).
4. Latar/Setting
Latar
dalam novel ini meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar
tempat dapat memberikan penjelasan mengenai tempat, lokasi, wilayah, atau
daerah terjadinya cerita. Demikian pula latar waktu dapat memberikan penjelasan
mengenai masa atau kapan terjadinya cerita. Latar sosial dapat mendeskripsikan
kondisi masyarakat didalam novel Maryamah
Korpov karya Andrea Hirata.
Setiap
berdiri sendiri, tetapi saling mendukung satu sama lainnya secara rinci
pembahasan mengenai latar akan diuraikan sebagai berikut.
a. Latar
Tempat
Dalam novel Maryamah Korpov karya Andrea Hirata terdapat
beberapa latar tempat seperti nama kota atau daerah tempat peristiwa
berlangsung yang disebut secara eksplisit dan adapula yang disebut secara implisit.
Secara garis besar, Belitong merupakan latar tempat yang dominan dalam novel Maryamah Korpov. Sedangkan latar tempat
yang lain adalah Benua Eropa khususnya di Paris.
Sebagian besar cerita dalam
novel ini terjadi di Belitong. Belitong merupakan tempat tinggal tokoh dan
tempat tokoh sekolah.
Cara pengarang dalam menggambarkan latar
ini bervariasi.
Perhatikan kutipan berikut.
Sementara puasa memasuki minggu
terakhir. Kesehatanku kian menurun ke titik terendah, hari ini aku akan
mengikuti mengikuti ujian akhir tesisku pukul Sembilan malam. Suasana masih
terang benderang, waktu buka puasa baru hinggap di Skandinavia, masih sangat
jauh di Prancis(Andrea : 18).
Kutipan diatas
menunjukan bahwa sekolah tokoh adalah Prancis, terlihat jelas Ikal
menyelesaikan tesisnya di Prancis .
Selain Prancis latar
tempat yang digambarkan pengarang terdapat juga latar tempat dimana Ikal banyak
menghabiskan waktunya bersama teman-teman dan keluarganya.
Tiba dipinggir lapangan sekolah, kami
kaget dengan keadaan sekolah sekarang ini telah berubah menjadi ladang ilalang
tumbuh subur sperti diberi pupuk setiap sore. Dan aneh, Belitong barat pasti
hujan karena ditepi langit selatan melingkar terang selendang-selendang pelangi
lengkap dengan tujuh warna(Andrea : 256).
Pengarang juga menampilkan latar tempat
di Edensor.
Berikut kutipanya.
Lucy Booth, perempuan hamper tua pemilik
Forgiven not Forgotten, Bed and Breakfast, satu-satunya akomodasi di Edensor.
Tak ada pengunjung lain selain aku, sebelum pulang kampong aku memang sudah
berjanji akan mengunjungi Edensor sebelum aku pulang. Ia terkekeh di bawah
kepala seekor bison berambu-rambu yang diletakkan didinding(Andrea : 35).
Pengarang juga menampilkan
latar tempat di Pelabuhan, dimana setelah lulus ujian tesis Ikal pulang ke
Belitong tanah kelahirannya.
Seperti dalam kutipan berikut,
Pulau belitong cerah,
pesisir pelabuhan Pegantongan merekah, menyambut perahu-perahu kecil nelayan
yang membawa penumpang dari kapal Lawit. Aku gembira tak terkira melihat
dermaga(Andrea : 10).
b. Latar
waktu
Latar waktu berhubungan
dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah cerita. Latar waktu digunakan dalam novel sangat bervariasi. Seperti
dalam kutipan berikut.
Ritual rutin Ayah
sesudah shalat subuh dan mengaji, ia duduk dikursi goyang sambil mendengarkan
radio(Andrea :6).
Kutipan diatas menunjukan kejadian
berlangsung pada pagi hari setelah shalat subuh.
c. Latar
Sosial
Latar Sosial yang
diceritakan dalam novel ini adalah masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia
yang di maksud adalah masyarakat yang berada di perkotaan Belitong, tempat
tinggal, dan para tokoh beraktivitas dengan kegiatanya masing-masing.
5.
Analisis
Kritik Sastra Feminis
Kritik
sastra feminis merupakan salah satu disiplin ilmu kritik sastra yang lahir
sebagai respon berkembang luasnya feminisme di berbagai penjuru dunia.
Teori
feminisme bermula dari adanya anggapan bahwa ketimpangan posisi perempuan
dibandingkan laki-laki di masyarakat.
Dalam
novel ini dijelaskan bahwa perempuan mempunyai jiwa yang sangat besar. Seperti
kutipan dibawah ini :
Darinya aku belajar satu hal bahwa
perempuan tak selalu seperti mereka tampaknya. Motivasi mereka runyam seperti
labirin. Aku bertanya, mengapa ia mengasingkan diri dari gemah ripah janji masa
depan di kota besar, jawab sangat singkat tapi bersayap.
“hidup
untuk memberi, memesona, seperti mengubah kata menjadi puisi,” katanya dengan
sangat tenang (Andrea : 161).
Dari kutipan diatas dapat kita
ketahui bahwa perempuan bukan hanya seseorang yang suka bersenang-senang tetapi
perempuan juga mempunyai hati yang tulus dan bening.
Novel ini juga menceritakan seorang perempuan yang
bernama A Ling, perempuan yang sangat dicintai oleh Ikal.
A Ling tertidur
di geladak. Dia kini telah tumbuh menjadi wanita dewasa yang sangat
mengagumkan. Ia menuruni semangat leluhurnya sebagai perantau yang gagah berani
yang tidak takut pada apapun, tidak takut pada kerasnya kehidupan. A Ling
terdampar di pulau Batuan yang kehidupannya sangat keras dan berkali-kali ia
gagal menyebrangi selat Singapura (Andrea : 431).
A Ling adalah seorang perempuan
yang sangat kuat dan tangguh, mampu menghadapi penderitaan hidup yang amat
menyakitkan.
No comments:
Post a Comment